Senin, 11 Februari 2013

CERPEN SEDIH


derita dirly

Dirly tidak pernah menyangka, Dan tak pernah menginginkan, Disaat umur nya masih sepuluh tahun, Disaat anak-anak lain sebaya nya Sibuk bermain dan bercanda dengan anak sebaya nya, Dia harus rela menghabis kan masa kecil nya dengan mengamen diterminal, Bis-bis dan dimana saja yang bisa memberikan nya sepeser demi sepeser rupiah, Tak perduli dengan keras nya ibu kota, Semua itu harus ia lawan dengan telanjang kaki dan berteman kan gitar kecil nya yang telah usang,..
Dirly bukan nya tidak mempunyai orang tua, Tapi kedua orang tua nya tak pernah menganggap nya sebagai anak mereka, Tapi orang tua nya lah yang menyuruh dan memaksa dirly, Dan sampai umur nya sepuluh tahun, Tak pernah dirly merasakan yang nama nya bangku sekolah, Anak sekecil udah selalu bermain dengan keras nya ibu kota dan kejam nya orang tua,.
“Heh anjing!!!! Bangun bangsat” Kata ibu nya pagi itu dan,
“Gyur”!!! 
Seember air langsung membasahi seluruh tubuh dirly,
Dirly langsung bangun, Dengan menggigil dipeluk lutut nya sendiri, Mencoba melawan dingin nya hawa pagi hari, Dan dingin nya seember air yang membasahi tubuh nya,
“Bu, Boleh nggak untuk hari ini dirly nggak ngamen, Badan dirly lagi nggak enak bu” Kata dirly dengan pelan,
“Apa”!!!! Kata ibu nya dengan muka yang memerah, “Enak aja kamu ngomong” Bukan nya belas kasihan yang ia dapat kan, Tapi sebuah sapu yang mencambuk punggung nya dengan kencang yang ia dapt kan, membuat dirly langsung menggeliat kan badan nya, mencoba menahan sakit nya pukulan ibu nya, Tetes demi tetes air mata nya mulai mengalir dari kelopak mata kecil nya yang sayu,
“kau jangan pura-pura menangis dengan air mata buaya mu di depan ku, Sana ngamen” Kata ibu nya dengan kencang, Sambil kedua tangan nya di letak kan di pinggang nya.
Dengan berteman kan air mata dan pakaian nya yang basah kuyup, Dirly pun mengambil gitar kecil nya, Dan keluar dari rumah dengan tubuh yang menggigil, Mencoba menahan dinginnya pagi hari dengan pakaian nya yang basah, Untuk melawan keras nya ibu kota.
“Jangan pernah kau mencoba untuk pulang kerumah kalau kau masih mendapat kan duit seperti kemaren”
Bekal dari ibu nya terdengar sangat kenceng ditelinga nya.
***
Dirly pun mulai berjalan melewati rumah-Rumah mewah, Perkantoran, Toko-toko dan pusat perbelanjaan, Untuk menuju ke terminal pulo gadung, Tempat yang biasa nya selalu memberikan nya rupiah demi rupiah, Tapi sering nya, Disaat dirly udah mendapat kan sedikit uang untuk meringan kan hukuman dari ibu nya, Dirly harus merelakan duit nya di ambil dengan paksa oleh preman-preman tempatan. Ya begitu lah hidup di jalanan ibu kota, Siapa yang kuat dia yang menang,.
DIrly menghentikan langkah kaki nya, Saat sang mentari mulai memperlihat kan wujud nya, Menghangat kan tubuh nya, Menghilangkan rasa dingin yang menyelimuti tubuh nya.
Dan kedua bola mata nya langsung melirik, Saat di lihat anak-anak sebaya nya, Berlarian, Bercanda, Dengan menggunakan pakaian seragam, Berlarian menuju ke sekolah, Betapa iri nya dirly melihat anak-anak sebaya nya, Yang bisa menikmati indah nya belajar, Asik nya bermain, Yang kelak nanti nya pasti ada yang jadi dokter,Guru,.
Dirly meandang diri nya sendiri, Pakaian nya yang kumal dan lusuh, Disaat anak-anak yang lain memegang pensil untuk belajar berhitung, Menulis, Diri nya hanya lah memgang gitar kecil yang usang, Mencoba menjual suara nya Demi sepeser rupiah, Mau jadi apakah diri nya kelak,????
TUHAN ENGKAU menciptakan langit yang maha besar dan tinggi, Tanpa ada satu tiang pun untuk menyangga nya, AKU tidak pernah meragukan kekuasaan MU, Tapi kenapa ENGKAU tidak memberikan ku kehidupan yang layak, Indah nya masa kecil, Nikmat nya belajar dan bermain..
***
Siang itu dirly berlari-lari kecil menuju tempat yang memberikan anak-anak ilmu, Berdiri di sebalik pagar, Dan melihat anak-anak yang beristirahat Ada yang bermain lari-larian, Bercanda, Senyum kecil langsung menghiasi bibir nya, Melihat anak-anak yang bermain dengan gembira.
“Kamu siap”??? Tiba-tiba disebalik pagar itu ada anak kecil yang muncul dan menyapa nya,
Dirly hanya menunduk kan kepala nya dengan malu, Tak sanggup rasa nya untuk membalas tatapan anak perempuan itu,
“Kamu nggak sekolah”?? Tanya anak perempuan itu lagi,
Dirly hanya menggeleng kan kepala nya dengan pelan, Sambil tetap menunduk kan kepala nya,
“kenapa”? Anak itu bertanya lagi dengan polos nya,
Tapi dirly hanya diam seribu bahasa,
“Aku ira, Nama kamu siapa”? Kata ira memperkenal kan diri nya dan mengulur kan tangan nya dari sebalik pagar sekolah itu,
“Dirly” Kata diri pelan, Dan membalas jabatan tangan anak perempuan itu, Dan langsung menarik tangan nya kembali,
“Dirly aku masuk kekelas dulu ya, Bel udah berbunyi, Senang berteman sama kamu” Kata ira sambil tersenyum dan pergi meninggal kan dirly,
Dirly hanya mengikuti dengan tatapan mata nya hingga ira menghilang disebalik gedung sekolah nya,…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar